Mengenal Freediving

Keindahan bawah laut memang tidak diragukan lagi. Terumbu karang, ikan, penyu, hingga fenomena geologis di dasar laut sangatlah menarik. Untuk dapat mengintip pemandangan luar biasa pada kedalaman tertentu, dilakukan penyelaman. Biasanya penyelaman untuk rekreasi dilakukan dengan menggunakan alat bantu pernapasan, atau biasa disebut SCUBA diving. Menyelam tanpa menggunakan alat bantu pernapasan, freediving namanya!

 

Freediving

Freediving adalah menyelam dengan menahan napas dari satu tarikan dan tanpa menggunakan alat bantu pernapasan. Kata ‘freediver’ mungkin cukup membuat kita membayangkan seorang profesional menyelam ke laut yang dalam dengan menahan napas sangat lama. Padahal setiap kita masuk ke dalam air dan menahan napas, sebenarnya kita adalah freediver!

menikmati_keindahan_bawah_laut_dengan_freediving
Menikmati Keindahan Bawah Laut Dengan Freediving (Sumber: freedivenusa.com)

Berhubung freediving adalah menyelam tanpa alat bantu pernapasan, maka sama dong dengan skindiving/snorkling? Walaupun pada dasarnya perlengkapan yang digunakan sama, keduanya cukup berbeda. Skindiving dilakukan di permukaan (0 hingga 5 meter). Skindiver cenderung berada di permukaan sehingga selalu bernapas melalui snorkel. Sedangkan freediving berkaitan erat dengan menahan napas. Sedalam apapun menyelam, selama dilakukan dengan menahan napas, disebut freediving. Dalam freediving dibutuhkan kontrol, disiplin, dan power untuk membuat tubuh dapat tetap berada di bawah air dan bisa menahan napas dengan baik.

 

Jenis-jenis Freediving

Seperti halnya SCUBA Diving, freediving pun tidak hanya untuk rekreasi, tapi juga bisa dilakukan sebagai olahraga, bahkan ada beberapa jenis freediving yang dilombakan. Freediving terbagi menjadi dua disiplin yaitu Pool Diciplines dan Open Water Depth Diciplines.


Static Apnea

Static apnea dilakukan tanpa bergerak, sehingga diver hanya fokus untuk menahan napas selama mungkin. Diver berada di bagian tepi kolam, tangan memegang dinding kolam, tubuh dibiarkan mengapung dan wajah menghadap bawah.

stephane_mifsud_freediver_pemegang_rekor_static_apnea_freediving
Stephane Mifsud, Pemegang Rekor Static Apnea Selama 11 Menit 35 Detik (Sumber : Google)

Dynamic Apnea

Dynamic apnea juga dilakukan di kolam, namun diver berenang secara horizontal, bisa dengan menggunakan fin atau tidak. Goal pada dynamic apnea adalah jarak sejauh mungkin. Jadi selain teknik menahan napas yang baik, teknik finswimming/swimming-nya juga harus baik nih agar bisa berenang jauh tanpa menghabiskan banyak tenaga.

mateusz_malina_freediver_pemegang_rekor_dynamic_apnea_freediving
Mateusz Malina, Pemegang Rekor Dynamic Apnea Sejauh 300 m (Sumber : instagram.com/matt_malina)

Constant Weight

Lanjut ke Open Water Depth Diciplines, pertama ada constant weight. Pada constant weight, diver turun menuju kedalaman dan naik kembali menggunakan kontrol dan power murni dari tubuhnya sendiri. Diver akan bergerak ke bawah dan kembali ke atas di dekat tali pemandu. Untuk melakukan constant weight, bisa dengan fin maupun tanpa fin. Fin yang digunakan pun bisa bifin atau monofin.

alexey_molchanov_freediver_pemegang_rekor_constant_weight_freediving
Alexey Molchanov, Pemegang Rekor Constant Weight Freediving Sedalam 130 mdpl (Sumber : instagram.com/alexeymolchanov)

Free Immersion

Pada free immersion, diver turun ke bawah dengan cara menarik tali berpemberat. Saat turun, posisi kepala berada di bawah sama seperti constant weight, namun tidak perlu melakukan finswimming/swimming. Untuk melakukan constant weight, bisa saja tidak menggunakan fin, namun fin akan sangat berguna untuk antisipasi dan memudahkan naik ke atas. Khususnya apabila akan menyelam jauh ke kedalaman, memakai fin adalah kewajiban. Free immersion juga sangat efektif dilakukan untuk melatih equalisasi secara perlahan.

Alexey Molchanov Saat Melakukan Free Immersion Freediving dan Berhasil Memecahkan Rekor Free Immersion Sedalam 125 mdpl


Variable Weight

Pada freediving jenis ini, diver menggunakan weight untuk menuju kedalaman, dan kembali ke atas dengan cara finswimming atau menarik tali. Jenis ini tidak dilombakan.


No Limit

Jenis ini yang membawa diver ke kedalaman paling dalam, dan bisa disebut paling berbahaya. Pada no limit freediving, digunakan weight untuk ke bawah, dan buoyancy device untuk kembali ke permukaan.

herbert_nitsch_freediver_pemegang_rekor_no_limit_freediving
Herbert Nitsch, Pemegang Rekor No Limit Freediving Sedalam 214 mdpl (Sumber : deeperblue.com)

Peralatan Freediving

Pada dasarnya, alat yang digunakan untuk freediving sama dengan alat untuk skindiving, yaitu alat dasar selam yang terdiri dari mask/masker, snorkel, dan fin. Namun agar lebih optimal dalam melakukan freediving, digunakan alat dasar selam dengan spesifikasi yang sedikit berbeda. Untuk advanced freediving, diperlukan juga peralatan lain seperti divesuit, divecomp, dan weight.


Masker

Yang paling penting, masker harus sesuai dengan bentuk wajah kita. Spesifikasi masker untuk freediving adalah yang bervolume rendah agar lebih sedikit udara dari paru-paru yang dibutuhkan untuk equalisasi.


Fin

Untuk kebutuhan rekreasi, bifin lebih cocok digunakan karena pengaplikasiannya lebih mudah. Freediver lebih baik menggunakan bifin dengan ukuran yang lebih panjang daripada fin untuk skindiving atau SCUBA diving, karena akan membuat pergerakan lebih jauh dengan tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu banyak. Sedangkan monofin, efektif digunakan untuk kebutuhan olahraga atau untuk perlombaan karena sangat menunjang kecepatan berenang.

 

Manfaat Melakukan Freediving

Ada beberapa hal yang bisa didapatkan dari melakukan freediving. Dirangkum dari artikel pada blog.padi.com, berikut ini beberapa keuntungan dari freediving.

  1. Bisa lebih dekat dengan hewan laut ketika menyelam. Hal ini karena gelembung udara yang dihasilkan ketika kita SCUBA diving membuat hewan merasa takut sehingga cenderung menjauh. Freediving juga dapat membuat kita merasa lebih menyatu dengan alam, dan bertekad untuk melindungi laut sebagai rumah sendiri. 
    freediving_lebih_dekat_dengan_hewan_laut

    Lebih Dekat dengan Hewan Laut (Sumber : instagram.com/alexeymolchanov)

  2. Mengeksplorasi potensi fisik dan mental diri sendiri. Freediving tidak sepenuhnya mudah dilakukan, bahkan membutuhkan teknik untuk menahan napas, mengontrol pikiran, dan sebagainya. Secara tidak langsung, dengan belajar freediving kita juga belajar mengatasi stress atau kondisi tertekan. Awalnya mungkin kita merasa tidak akan bisa menahan napas selama 90 detik atau berenang sejauh 25 meter tanpa mengambil napas. Namun setelah mencoba dan menekuni freediving, kita akan menemukan bahwa diri kita telah melewati batas!
  3. Merasakan kebebasan saat berada di bawah air. Menyelam tanpa menggunakan alat membuat diver merasa seperti terbang di bawah air. Selain itu, biaya yang dibutuhkan untuk peralatan juga lebih sedikit dibandingkan SCUBA diving.
  4. Freediver dari berbagai daerah di dunia membentuk suatu komunitas yang menyenangkan. Dari sana, freediver mendapatkan teman baru dengan minat yang sama.

komunitas_freediver_yang_menyenangkan
Komunitas Freediver yang Menyenangkan (Sumber : lacasasurya.com)
 

Jadi, tertarik untuk menekuni freediving? Pasti akan seru kalau kita bisa menikmati keindahan bawah laut layaknya mermaid ya, hehe. Apabila teman-teman tertarik untuk memperdalam freediving, bisa ikut kursus dan sertifikasi freediving. Beberapa agensi yang menawarkan kursus freediving adalah AIDA (Association Internatinale D’Apnee), CMAS, PADI (Professional Association of Diving Instructors), APNEA ACADEMY, Apnea Total, FII (Freediving Instructors International), PFI (Performance Freediving International), dan SSI Freediving.

Comments

Popular posts from this blog

Kerusakan Terumbu Karang di Indonesia

5 Alasan Kenapa Harus Liburan ke Kepulauan Seribu

Wilayah Pengelolaan Perikanan NRI