Hiu Paus di Teluk Cenderawasih
"Apakah Tasya kenal Siti?"
"Siti, siapa? Sepertinya tidak. Apakah dia temanmu?"
"Dia teman semua orang."
"Wah, pasti dia cantik dan menyenangkan ya, Liben!"
"Tentu, dia tinggal di Teluk Cenderawasih, lucu dan menggemaskan. Badannya saaaaangat besar."
"HAH?!"
"Dia bukan manusia kok, dia seekor hiu paus."
"Wah keren! Aku mau lihat. Aku pasti menyayanginya! Ajak aku menemui Siti, Liben!"
"Siti, siapa? Sepertinya tidak. Apakah dia temanmu?"
"Dia teman semua orang."
"Wah, pasti dia cantik dan menyenangkan ya, Liben!"
"Tentu, dia tinggal di Teluk Cenderawasih, lucu dan menggemaskan. Badannya saaaaangat besar."
"HAH?!"
"Dia bukan manusia kok, dia seekor hiu paus."
"Wah keren! Aku mau lihat. Aku pasti menyayanginya! Ajak aku menemui Siti, Liben!"
Berkenalan dengan Siti
Siti adalah hiu paus yang ditandai oleh CI ke-32 pada 30 Agustus 2018, diberi nama berdasarkan nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya. Siti berukuran panjang 5.6 meter, dan keberadaannya terus dipantau.
Siti, Seekor Hiu Paus di Teluk Cenderawasih. Sumber: National Geographic. |
Hiu Paus
Hiu paus (Rhincodon
typus) merupakan ikan yang terbesar di dunia. Panjang maksimalnya mencapai
20 meter dan berat maksimalnya mencapai 34 ton (Last & Stevens 1994; Chen
et al 2002 dalam Himawan et al, 2015). Hewan besar ini makan plankton dan ikan
kecil seperti copepoda, larva kepiting, moluska, krustasea, telur karang, serta
telur ikan (Tania dalam Enita et al, 2017). Hiu paus merupakan hewan dengan
pertumbuhan dan perkembangan yang lama, sehingga sangat rawan berkurang
jumlahnya apabila dilakukan eksploitasi hiu paus yang tidak terkontrol. Hiu
paus dikategorikan vulnerable dalam red list IUCN pada tahun 2000 masuk
dalam Appendix II CITES, dan Annex I oleh UNCLOS (Ranintyari et al, 2018). Di
Teluk Cenderawasih, hiu paus muncul sepanjang tahun, terutama di Kwatisore,
Kabupaten Nabire (Enita et al, 2017).
Kemunculan Hiu Paus di Permukaan Laut
Ranintyari dkk (2018) menyebutkan bahwa kemunculan hiu paus
ke permukaan berhubungan dengan perilakunya. Hiu paus akan berenang ke
permukaan untuk mencari makanan, dan berenang ke kedalaman yang dalam juga
untuk mengikuti pergerakan makanan dan akibat kondisi perairan. Keberadaan hiu
paus di permukaan tidak terlepas dari parameter fisis perairan seperti SST,
Chl-a (klorofil), dan arus permukaan. Korelasi antara kemunculan hiu paus
dengan Chl-a rendah, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara
phytoplankton dan hiu paus. Hiu paus tidak memakan phytoplankton melainkan
hanya zooplankton dan ikan kecil. Korelasi hiu paus dengan SST tinggi. Hal ini
memverifikasi bahwa hiu paus dapat menoleransi perbedaan temperatur. Hiu paus
menyelam ke kedalaman dengan temperatur yang rendah, dan berenang ke permukaan
dengan temperatur yang hangat. Korelasi kemunculan hiu paus dengan arus paling
tinggi dibanding parameter lainnya. Berdasarkan tracking pada tiga individu,
hiu paus berenang mengikuti arus geostropik.
Pola Pergerakan Hiu Paus
Conservation International (CI) memaparkan hasil kajiannya di
acara International Whale Shark Conference di Exmouth, Australia Barat pada
28-31 Mei 2019. Ada tiga pola pergerakan populasi hiu paus yang
teridentifikasi. Tiga pola pergerakan itu rumahan yang terdeteksi pada hiu paus
di Teluk Saleh, musiman pada hiu paus di Teluk Triton Kaimana, dan campuran
pada Teluk Cenderawasih. Beberapa hiu paus berada di dalam Teluk Cenderawasih hingga
26 bulan sedangkan lainnya keluar selama lebih dari tiga bulan, sebelum pada
akhirnya kembali lagi ke dalam teluk. Perilaku rumahan sebagian hiu paus ini
yang menyebabkan adanya hiu paus sepanjang tahun di Teluk Cenderawasih. Pola
pergerakan hiu paus rumahan di Teluk Cendrawasih terjadi karena bentuk teluk
yang tertutup dan terisolasi oleh Pulau Yapen dan Biak. Selain itu, ada keuntungan dari ekosistem hutan mangrove yang
menyediakan nutrisi dan makanan yang melimpah untuk hiu paus sepanjang
tahunnya.
Refs
CNN Indonesia. 2019. Pola
Pergerakan Hiu Paus Terungkap artikel berita dalam CNN Indonesia 27 Juni
2019. Diakses dari www.cnnindonesia.com 26/4/2020.
Enita, dkk. 2017. Identifikasi
Faktor Oseanografi Terhadap Kemunculan Hiu Paus (Rhincodon Typus) Di Perairan
Kwatisore, Kabupaten Nabire, Papua JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 4,
Tahun 2017, Halaman 564 – 572.
Universitas Diponegoro.
Himawan, dkk. 2015. Sex
and Size Range Composition of Whale Shark (Rhincodon Typus) and Their Sighting
Behaviour in Relation with Fishermen Lift-Net Within Cenderawasih Bay National
Park, Indonesia AACL Bioflux Volume B, Issue 2, 2015.
Ramadhan, Bagus. 2018. Hiu
Paus Bernama Siti di Teluk Cenderawasih artikel berita dalam Good News from
Indonesia 4 September 2018. Diakses dari www.goodnewsfromindonesia.id 26/4/2020.
Ranintyari, dkk. 2018. Effects
of oceanographic factors on spatial distribution of Whale Shark in Cendrawasih
Bay National Park, West Papua IOP
Conf. Series: Earth and Environmental Science 149. IOP Publishing.
Comments
Post a Comment